Pages

Jumat, 24 Januari 2014

To Coach Joko “Gethuk” Susilo:

images
Arema sudah menjalani satu musim dengan anda sebagai asisten pelatih, dimana RD yang pegang penuh kendali skuad Arema mulai dari pra musim sampai satu musim ISL berakhir, akan tetapi selama itu pula kami masih belum merasakan gaya Arema yang Malang seperti dulu, dimana gaya keras, lugas dan tidak kasar selalu Arema jadul tampilkan.
Selama dalam kendali RD ada beberapa dan mungkin banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya, akan tetapi kami anggap itu wajar jika akhirnya ada perbaikan. Akan tetapi yang kami lihat tidak seperti itu. Skuad Arema musim tahun yang sudah lewat dihuni oleh para bintang top di dunia persepakbolaan Indonesia. Di situ ada Beto, ada Greg, ada Kayamba, ada Gonzales, ada Gattusi, ada “Egy”. Siapa yang tidak kenal dengan mereka, wajar jika harapan juara itu kami (Aremania) sematkan di akhir musim, meski akhirnya hal itu sirna dan gelar juara kompetisi terbang ke bhumi cinderawasih.
Akan tetapi gaya permainan yang cenderung bergaya tidak asik (jare ngademin sih) yaitu long pass dari lini tengah yang “sangat” selalu andalkan dari seorang “Egy” yang sering membuat nafas nafas tua Gonzales dan Kayamba) dari strikernya agak kerja keras. Lha mesakkan mereka toh, harus lari2 balapan dengan jajaran bek2 tim lawan yang mungkin mempunyai nafas yang lebih muda dan fresh.
Skuad Arema saat ini sangat mbois dari semua lini, kecuali lini tengah, biar anak kecilpun tahu, bahwa Arema sering kali kalah dalam pertarungan di lini tengah. Dan akhirnya RD pun mendengar kritikan dari banyak kalangan dengan kondisi ini, solusinya pada pertengahan musim RD memasukkan legiun asing bernama “Edmar Garcia” yang menurut infonya dia adalah pemain tengah yang memang diharapkan oleh pelatih untuk lebih bisa menghidupkan lini tengah Arema. Akan tetapi, selama setengah musim itu, Ngademin yang berdomisili di Balikpapan belum pernah tahu seorang Garcia ini dimainkan (meski sisa waktu 1 menit berakhir) sampai saat Menpora Cup saat Arema menang 1-0 lawan Loyola. Lah, ternyata Ngademin ini ketinggalan sepor atau memang Garcia ini nggak pernah main yah, sampai tidak pernah tahu yang namanya Garcia. hahaha maap yes…..Ngademin sih cuman iso menggunem “Lha gawe opo ngontrak pemain asing lek cuman digawe syarat memenuhi kuota pemain asing thok?”
Wes, ben aja semua terjadi karena memang sudah terjadi. Untuk coach Gethuk, anda adalah legenda hidup Arema yang sudah berada dalam tubuh tim Arema selama puluhan tahun pasti tahu bahwa Arema mulai sejak dulu kala adalah tim yang selalu mencetak bintang, bukan tim pembeli bintang. Ingat bagaimana tim pencari bakat harus blusukan ke pelosok Tulung Agung guna menemukan seorang pemegang rekor top skor Arema dalam satu musim yang sampai sekarang masih beliau pegang, bahkan seorang pemegang rekor top skor Liga Indonesia beberapa kali pun (Gonzales) masih belum bisa mengungguli capaian top skor striker legenda Arema itu.
Coach, ada juga pasti tahu bagaimana perbedaan skuad Arema jadul kala bertanding, mereka selalu bermain total tidak kenal menyerah sampai dengan peluit pertandingan berakhir. Dengan dukungan dari Aremania yang tidak kenal lelah bernyanyi dan menari di tribun penonton, skuad Arema selalu menampilkan hiburan bagi Aremania yang selalu haus dengan kemenangan. Coach, dalam Menpora Cup ini harapan kami coach bisa mengembalikan atmosfir sepak bola Malang seperti dulu lagi. Beri kami pola permainan yang lugas, keras dan tidak kasar dan akhirnya dengan harapan bisa memberikan trofi juara turnamen ini.
Semoga coach Gethuk mendengar suara kami yang jauh di bhumi Borneo ini.

sumber : http://junedoyisam.wordpress.com/2013/09/22/to-coach-joko-gethuk-susilo/#more-2734

0 komentar:

Posting Komentar